Euforia batu akik juga menempa warga Kota Semarang, Jawa Tengah. Batu akik bermotif gambar alam jadi incaran paling utama warga Kota Lumpia ini.
Warga Semarang juga memburu batu akik itu di Festival Batu Akik yang di gelar di Pusat Perbelanjaan sampai 1 Maret 2015.
Sekretaris Panitia Komune Semarang Gems Lover yang juga panitia festival, Markaban (61), batu akik yang bergambar alam diburu konsumen Semarang. Mereka beli itu lantaran motifnya yang baik dan harga yang relatif terjangkau.
“Yang laku di Kota Semarang itu ada batu gambar, kecubung, pirus. Ada pula batu akik dari Garut serta Batu Klawing dari Purbalingga itu juga laku, ” kata pria yang sering di panggil pak Kaban itu, Rabu (25/2/2015).
Kecenderungan pilih batu akik itu karena batu akik bergambar memiliki kekhasan sendiri. Batu akik bergambar biasanya berbentuk gambar alam, panorama, sosok orang sampai berupa angka.
Di sebagian stand penjualan batu mulai di festival itu, batu ukuran kecil dibanderol dari harga Rp 50 ribu sampai Rp 300 ribu. Type batu, lain warna serta ukuran besar-kecil juga bikin harga dapat beralih. Batu-batu mulia bergambar itupun yang pada akhirnya diambil untuk lomba batu akik.
Warga umum di Kota Semarang dipersilahkan untuk mengikutsertakan batu akik bergambar yang dimilikinya untuk dilombakan dalam festival ini. Hadiah untuk batu akik ini, yaitu piala dari wali Kota Semarang dan piagam penghargaan.
“Yang dilombakan itu cuma batu gambar atau batu yang ada gambarnya. Dapat huruf, panorama, orang, atau yang lain. Kelak saat sebelum lomba, batu mesti melalui laboratorium dahulu, apakah batunya asli atau tak, ” seru dia.
Sesaat, batu akik type bacan yang relatif di jual dengan harga beberapa puluh sampai beberapa ratus juta tak turut dilombakan. Hal itu mengingat batu itu tak dikira juga sebagai trend atau buruan paling utama warga Kota Semarang dalam festival ini.
“Batu bacan itu tak dilombakan. Diibaratkan, lantaran batu itu sedikit penggemarnya di Semarang, ” cetusnya.