Propinsi Bengkulu juga sebagai salah satu daerah penghasil batu akik serta batu mulia menaruh potensi batu permata yang dipercaya dapat menaklukkan popularitas batu Bacan dari Bukit Halmahera Maluku Utara.
Ketua Asosiasi Batu Mulia Bengkulu (BMB) Bintoro Fatahilah menuturkan, batu berwarna merah muda atau Pink dengan serat batu jenia cendana ini bakal menimbulkan fenomena kerlip atau memantulkan cahaya apabila di beri pencahayaan.
" Hasil uji laboratorium, kekerasan batu meraih 8 ohm dengan pengkristalan yang hampir prima. Ini telah masuk type batu permata, kelasnya diatas Bacan yang masih tetap masuk type batu akik, " tutur Bintoro di Bengkulu belum lama ini.
Varian batu ini lanjut Bintoro baru diketemukan akhir th. 2014 lantas di lokasi pegunungan Kabupaten Lebong yang berbatasan dengan Taman Nasional Kerinci Seblat (TNKS) dengan posisi batu ada di aliran air pegunungan.
Beberapa pengagum serta kolektor batu Bengkulu memberi nama CIBI atau Cendana Indah Bengkulu Indonesia pada batu ini.
Untuk memperoleh hasil prima, pengasah batu membutuhkan saat sepanjang 4 sampai 5 jam waktu mengolah batu ini.
" Sangatlah susah mengasahnya, karena kekerasannya masuk type batu quartz atau kuarsa, " ungkap Bintoro.
Harga jual bahan batu atau rough type ini dibanderol sebesar Rp 20 juta perkilogram. Hasil optimal prima dari satu kilo rough cuma 20 % saja.
Taksiran harga permata ini seputar 1 sampai 2 juta rupiah tiap-tiap karat batu atau bila ditimbang, satu gr batu setara dengan 5 karat.