Bupati Wonogiri Danar Rahmanto mengimbau beberapa penambang batu akik di perbukitan Manggal, Kecamatan Tirtomoyo, Wonogiri, taat ketentuan. Hal semacam itu dikerjakan supaya penambangan batu akik tak hingga mengakibatkan kerusakan ekosistem rimba.
“Menambang batu akik sangatlah terang mengakibatkan kerusakan lingkungan serta rimba. Penambang mesti patuhi ketentuan. Jangan sempat mengakibatkan kerusakan rimba punya Perhutani, ” tutur Danar saat didapati wartawan, Jumat (19/3/2015).
Dia mengaku antisipasi rusaknya rimba disebabkan maraknya penambangan batu akik di perbukitan manggal di sampaikan segera Perhutani dalam kunjugannya dirumah dinas (Rumdin). “Sebelum rusaknya rimba lebih kronis kami butuh menghadapi mulai saat ini dengan bikin sebagian ketentuan yang baru dibicarakan pada Pemkab serta Perhutani, ” kata dia.
Pada awal mulanya, Danar Rahmanto mencanangkan batu mulia varian fire opal (FO) jadi batu mulia asli Wonogiri. Bupati minta dinas berkenaan mengatur kriteria hak paten supaya varian FO tak disadari oleh daerah atau negara lain di dalam demam batu akik.
“FO Wonogiri adalah batu mulia paling baik dunia. Pemkab mencanangkan batu FO itu jadi batu asli Wonogiri. Pengurusan hak paten kami serahkan ke dinas berkenaan supaya tak diserobot pengakuannya oleh daerah lain atau negara lain, ” kata Danar, Jumat (27/2/2015) malam.
Menurut Bupati, penggunaan batu mulia atau batu akik jadi pola hidup orang-orang. “Pameran yang digagas Paguyuban Batu Mulia Wonogiri Baturi jadi tujuan pada saat sebelum pameran batu mulia dengan cara nasional di gelar Mei bertepatan dengan Hari Jadi Wonogiri. Bersamaan perubahan zaman kehadiran batu akik jadi usaha yang menggebu-gebu di orang-orang. ”