Selama belasan km. Jalan Trans-Sulawesi di lokasi Desa Takandeang, Kecamatan Tappalang, Mamuju, Sulawesi Barat, saat ini beralih muka. lapak-lapak buah yang semula ada di selama jalan ini disulap warga jadi lapak-lapak baru yang menjual bermacam batu akik bermacam motif serta warna.
Demam batu akik yang menempa propinsi baru ini mulai sejak lima bln. paling akhir disadari warga jadi barokah sendiri. Beberapa pedagang yang semula jual buah-buahan lokal serta impor berpindah jadi pedagang batu akik lantaran lebih untungkan serta minim cost modal.
Iva (40), ibu rumah-tangga, satu diantaranya. Dia berpindah dari penjual buah jadi pedagang batu akin lantaran usaha buah memerlukan modal yang semakin besar serta condong kurang laku.
Menurut Iva, usaha batu-batuan dapat dikerjakan tanpa ada modal. Cukup hanya tenaga mencari batu-batuan cantik di sungai atau di gunung, warga telah mungkin saja penjual batu.
“Mulanya saya dagang buah-buahan lokal serta impor, namun kurang laku. Saya banting setir jadi pedagang batu-batuan. Modalnya hanya tenaga mencari batu yang melimpah. Akhirnya lumayan, dapat bisa keuntungan sampai beberapa ratus ribu /hari dari beberapa penggemar batu, ” tutur Iva.
Beberapa pedagang menjual batu yang didapat di lokasi pegunungan serta sungai di desa ini dengan harga sekitar Rp 5. 000 hingga kian lebih Rp 100. 000 bergantung ukuran serta motifnya. Dalam satu hari, Iva mengakui dapat mengantongi pendapatan minimum Rp 50. 000 sampai beberapa ratus ribu /hari.
Usaha sama juga ditelateni Isa (42). Wanita ini semula melakukan aktivitas juga sebagai ibu rumah-tangga serta tidak lakukan pekerjaan sampingan. Dia lantas buka lapak batu akik dengan modal mengerahkan anggota keluarga untuk mencari bermacam batu cantik untuk menggerakkan usahanya.
“Usaha tanpa ada modal ini sangatlah menolong pendapatan warga. Tidak butuh meminjam credit modal ke bank, usaha ini dapat digeluti siapapun, ” tutur Isa.
Isa mengakui suka lantaran dengan buka usaha ini dia dapat menolong suami atau keluarga untuk mencari penambahan duit berbelanja.
Warga yang sehari-hari melintas di jalur menghubungkan empat propinsi di Pulau Sulawesi ini digunakan oleh beberapa penjual batu akin juga sebagai pasar. Mereka yang meniti perjalanan dari Kendari atau Palu menuju Makassar serta demikian sebaliknya memanglah sering melepas capek ditempat ini.
Terkecuali bebatuan umum yang bernilai murah, sebagian penjual batu akik jual beberapa batu langka yang populer dari daerah Mamuju, seperti batu yang mempunyai corak melati serta bermotif peta Sulawesi. Tetapi yang paling banyak diincar konsumen yaitu batu bermotif punggung kura-kura dengan bermacam warna. Batu ini sendiri adalah batu akik khas Mamuju.