Batu akik tengah digilai orang-orang. Saksikan saja Haji Lulung. Wakil Ketua DPRD DKI Jakarta yang bernama komplit Abraham Lunggana ini mengakui mempunyai koleksi batu akik hingga dua tas besar. " Macamnya batu cendana, batu alam akik Garut, batu mulia safir, " tuturnya, seperti diambil suatu media on-line.
Di tanya apa argumen dia mengoleksi batu akik ; Lulung — yang pernah memamerkan supercar Lamborghini kepunyaannya di Gedung DPRD DKI — menyampaikan lantaran batu akik telah mendunia.
Tetapi, buat banyak kolektor lain, argumennya tidaklah secetar-membahana Haji Lulung. Mereka ramai-ramai memburu batu akik lantaran sekarang ini harga nya cukup mahal serta dipercaya bisa membuahkan keuntungan tidak sedikit waktu di jual kembali -- serupa dengan trend pada awal mulanya saat orang memburu ikan louhan, tanaman anthurium, atau bunga euphorbia.
Sebegitu populernya batu akik saat ini, harga nya memanglah jadi gila-gilaan. Tidak hanya belasan juta rupiah, bahkan juga ada yang berani beli batu akik type spesifik hingga beberapa ratus juta.
Bagaimanakah batu akik ini ditransaksikan?
Tak ada unit yang pasti dalam berjual beli batu akik. Harga batu akik hanya didasarkan pada taksiran seorang. Umumnya, tinggi rendahnya harga batu akik ditetapkan oleh seberapa unik bentuk serta rupanya. Makin unik batu akik itu jadi makin tinggi juga harga nya.
Ini sangatlah tidak sama dengan emas, yang mempunyai unit karat maupun gr sebagai patokan dalam transaksi perdagangannya. Emas bahkan juga telah mempunyai standard internasional juga sebagai alat pembayaran. Cadangan devisa sebagian negara bahkan juga disimpan bukanlah berbentuk duit, tetapi emas.
Lalu, perlukah kita ikuti jejak Haji Lulung mengoleksi batu akik?
Tejasari Asad, financial planner serta Direktur Tatadana Consulting, menyampaikan fenomena batu akik ini memanglah menarik untuk mereka yang mau mengambil keuntungan periode pendek. Tetapi, dia mengingatkan bahwa batu ini tak dapat dipakai untuk kepentingan investasi periode panjang.
“Untuk periode pendek, ini fenomena yang menarik untuk mereka yang mau mengambil untung dari trend ini. Namun, saya tak lihat ada nilainya dengan cara riil dalam periode panjang. Diluar itu, fenomena ini akan tidak lama serta bakal hilang dalam satu tahun lebih, " Teja mengingatkan.
Teja memberikan tidak jadi masalah bila ada yang mau berinvestasi batu akik. Tetapi, dia merekomendasikan supaya nilainya janganlah terlampau besar menimbang ada unsur ketidakpastian. " Bahaya bila kita tidak ngerti, lantas asal beli lantaran turut trend. Bila nyatanya kita salah beli, jadi jadi merugikan. Terlebih saat ini pasti ada saja yang mengambil peluang dengan jual batu akik palsu. ”
Ia merekomendasikan baiknya orang-orang tak lakukan investasi pada barang yg tidak mempunyai ukuran nilai standard. Harga batu akik yang gila-gilaan sekarang ini menurut dia cuma didongkrak oleh demam sebentar. Waktu tak akan digemari kelak, harga nya bakal kembali melorot.
Misalnya anthurium, tanaman yang pada masanya popular dijuluki tanaman gelombang cinta. Waktu itu, harga anthurium sangatlah fantastis, dapat meraih beberapa ratus bahkan juga miliaran rupiah. Tetapi selang sekian waktu, harga nya turun mencolok. Jangankan beberapa ratus juta, saat ini anthurium seharga jutaan rupiah juga telah susah di jual.