Beragam langkah dikerjakan kepolisian untuk mendekatkan diri serta membina jalinan baik dengan orang-orang. Satu diantaranya mengadakan pameran batu akik atau batu mulia.
Langkah tersebut dikerjakan Polsek Tallo, Kota Makassar, Sulawesi Selatan. Berhubung orang-orang sekarang ini tengah dirundung demam batu akik, tidak pelak warga serta penggemar batu akik juga segera menyerbu Polsek Tallo.
Halaman Polsek Tallo yang ada di Jalan Gatot Subroto, Makassar, telah dibanjiri pengunjung mulai sejak jam 09. 00 Wita.
Kapolsek Tallo Kompol Woro Susilo menyampaikan, pameran batu mulia adalah bentuk animo kepedulian polisi dalam rencana wujudkan sinergitas keamanan serta ketertiban orang-orang, tingkatkan kepedulian lingkungan serta kepedulian sosial, dan hidup sehat tanpa ada narkoba.
" Pameran ini dapat adalah bentuk kepedulian kepolisian pada besarnya apresiasi warga Kota Makassar pada eksotiknya nilai batu mulia, " tutur Woro.
Menurut Woro, peserta pameran batu akik ini dari beragam lokasi di Indonesia. Diantaranya Jawa Barat serta DKI Jakarta. " Aktivitas ini adalah terobosan polisi dalam melindungi sinergitas kamtibmas lantaran bisa mempertemukan orang-orang yang datang dari beragam lokasi, " kata Woro yang suka dengan batu akik.
Woro sendiri mempunyai batu akik yang pernah ditawar oleh kolektor batu sejumlah Rp 50. 000. 000. Tetapi Woro tidak ingin jual akiknya. " Iya koleksi saya telah ada yang tawar, hanya saya belum ingin jual, " papar dia.
Batu Sisik Naga Favorite Warga Makassar
Pameran batu mulia ini gagasannya bakal berjalan sepanjang 5 hari dengan rangkaian acara bazar batu mulia, pertandingan batu cincin, lelang batu, door prize, jumpa komune batu permata, serta jalan enjoy di hari paling akhir juga sebagai sinyal pameran batu ditutup.
Sitti Halima, salah seseorang peserta pameran menyampaikan, jual beragam type batu. Salah satunya batu lokal dari Kabupaten Enrekang Sulawesi Selatan, yaitu batu sisik naga dan batu bacan asal Ternate. Menurut ibu yang telah berdagang batu cincin sepanjang 7 th. ini, batu favorite orang-orang Kota Makassar yaitu batu lokal sisik naga asal Kabupaten Enrekang.
" Walau batu lokal namun harga yang pernah saya jual Rp 35 juta lantaran batu itu ada garis emas pada dalamannya. Sedang batu bacan yang pernah saya jual terbilang mahal seharga Rp 15 Juta, " jelas dia.
Mulai sejak berjualan batu cincin, kata ibu tiga anak ini, ia dapat menghidupi keluarganya. " Pendapatan bersih dapat Rp 1 juta sampai Rp 2 juta. Alhamdulillah keperluan rumah tercukupi, "