Demam batu mulia di Indonesia tidak cuma mengorbitkan harga batuannya, namun buka lapangan kerja luas. Direktur Indonesia Gemstone Suwandi Gazali menyampaikan trend batu mulia di orang-orang dapat berjalan lama lantaran potensi konsumennya besar. " Memerlukan pabrik batu mulia yang memproses serta menggunakan standarisasi product, " tuturnya pada Jumat, 13 Februari 2015.
Ia membandingkannya dengan Thailand, yang mempunyai gedung 60 lantai yang memproses batu mulia seperti permata. " Walau sebenarnya Thailand bukanlah penghasil batu permata, namun mungkin saja pengekspor besar didunia, " kata dia. Bila mau ikuti langkah itu, Indonesia mesti mempunyai alat, tehnologi, serta tenaga kerja yang andal untuk memproses batu mulia.
Tidak sebatas mengasah batu mulia juga sebagai mata cincin, ketrampilan serta tehnik pekerjanya juga diperlukan untuk bikin dudukan cincin dengan design apik, liontin batu, anting, serta aksesori yang lain. " Sekarang ini batu mulia tak ada standard harga seperti emas. Harga nya bergantung hasil perjanjian penjual serta konsumen. Harga dapat di buka sesukanya dari Rp 2-5 miliar, tinggal siapa yang ingin beli, " kata dia.
Geolog yang juga entrepreneur batu mulia di Bandung, Sujatmiko, menyampaikan, demam batu mulia saat ini sangatlah menjanjikan bangkitnya ekonomi kerakyatan. Batu akik yang umumnya murah saat ini dapat berlipat ganda harga nya. Pengasah batu juga banyak membutuhkan tenaga baru. " Orang yang trampil belum banyak, pemerintah butuh banyak bikin kursus, " katanya.
Menurut dia, saat ini peluang rakyat kecil dapat hidup berkecukupan dari batu mulia. Ia mencontohkan, harga 1 gr batu bacan saat ini dapat seharga Rp 2-5 juta. " Harga nya dapat turun, namun dalam periode waktu lama, " tutur dia.