Seseorang pria pengasah batu akik yang akrab disapa Pak Daeng diketemukan tewas bersimbah darah di samping kedai kopi tepi jalan depan penginapan itu Sawerigading, Pelita, Selsa siang seputar jam 12. 00 WIB.
Kematian pria dengan nama komplit Soeady Yusuf ini penuh sinyal bertanya.
Waktu kenali tewas bersimbah darah dia tengah sendiri serta duduk di salah satu meja di samping kanan luar kedai. Dia tersungkur sembari menyemburkan darah ke sekitarnya. Darah yang berceceran di seputar tempat peristiwa datang dari muntahan korban saat sebelum jatuh serta wafat.
“Baru datang dia (korban) pesan mie serta air hangat selalu duduk diluar dia. Saya tidak saksikan lagi, namun mendadak dengar bunyi orang jatuh tersungkur diluar, ” kata Mariana, 42 ibu yang memiliki kedai di tempat peristiwa.
Penemuan mayat itu segera di sampaikan ke polisi Lubukbaja. Tim Inafis serta Polisi Lubukbaja yang lakukan olah TKP tak temukan sinyal tanda kekerasan atau luka di badan korban. Korban diketemukan tergeletak dengan posisi telentang. Korban masih tetap kenakan celana panjang serta pakaian baju cokelat.
Warga seputar mengetahui pak Daeng yaitu juga sebagai pengasah serta penjual Batuakik yang datang dari Bugis. Dia telah lama tinggal di salah satu kos-kosan di belakang penginapan Sawerigading.
“Dia sendirian saja, keduanya sama penjual batu akik kami, ” tutur Ismail rekanan korban di TKP.
Sampai kini terang Ismail, Pak Daeng di kenal orang yang sukai bergaul lantaran sesuai sama profesinya juga sebagai penjual batu akik. Korban juga sampai kini tak mengeluh sakit apa pun.
“Tapi semalam tuturnya dia berobat di RSUD, diantar tukang ojek, namun tidak tahu sakit apa, ” tutur Ismail.
Kapolsek Lubukbaja Kompol I Dewa Nyoman di tempat peristiwa belum memberi komentar banyak. Jenazah korban segera dibawa ke RSOB untuk diselidiki selanjutnya.
“Mungkin lantaran sakit dia, ” tutur Dewa.