Lain cerita penambang lain juga narasi dari yang memiliki tempat yang tanahnya diaduk-aduk untuk batu akik. Tetapi nasib keduanya tidaklah jauh tidak sama. Kondisinya kehidupan mereka keduanya sama simpel. Yang memiliki tempat juga kerap menyimpan iba waktu lihat penambang tidak untung.
Menurut Apri (27), pria mujur yang menikah dengan putri yang memiliki tempat populer di Talang Air Karet Desa Simpangempat Kecamatan Lengkiti ini, mengakui tak tega lihat penderitaan penambang kerap tidak untung atau " kalah " dalam arti pelaku bisnis batu akik. Kalah berarti modalnya tak kembali, tak membuahkan apa-apa dari kesibukan menambang, seluruhnya modal yang dikeluarkan terbenam bak ditelan bumi.
Apri mengakui memperoleh keyakinan dari bapak mertuanya mengupayakan tempat seputar 6 hektar tempat yang diperkirakan memiliki kandungan bahan batu akik, untuk disewakan pada penambang. Telah bertahun-tahun ia mengelola tempat itu dengan system sewa petak atau ada pula yang sewa system harian.
Untuk penambang yang menyewa petak dengan ukuran 1 mtr. X 1 mtr. membayarseharga Rp 400 ribu. Penyewa bebas menggali hingga belasan mtr. dalamnya atau sedapatnya dan tak dibatasi waktunya. Sedang system harian, penyewa dikenakan sewa Rp 50 ribu/hari/lubang. Tetapi system harian ini memanglah kurang yang berminat, karena waktunya sangatlah pendek. Untuk sehari menggali lubang terkadang cuma bisa lelah saja, sedang biasanya batu akik ada di kedalaman kian lebih tiga mtr..
Apri menjelaskan, juga sebagai yang memiliki tempat dia juga kerap iba lihat penambang yang telah sulit payah menggali hingga belasan mtr. tetapi kosong dengan kata lain tidak bisa apa-apa. Tersebut penyebab, Apri mengakui kerap memberi toleransi serta menggratiskan lubang yg tidak membuahkan itu lalu berikan bonus satu lubang lagi.
Tetapi jika hingga tiga lubang tak juga memperoleh hasil Apri terus cuma memungut Rp 400 ribu. Demikian sebaliknya ada pula penambang yang memanglah mujur, baru menggali lima mtr. telah bisa bahan sepritus yang bagus serta akhirnya beberapa puluh juta. Jika bersua dengan penambang hoki seperti ini Apri mengakui terus berkelanjutan tak pernah meminta lebih.
" Itu rejeki dio, saya dak bisa iri, bila dio ngenjuk bonus Alhamdulillah (Itu rejeki dia, saya tak bisa iri. Bila dia beri bonus, Alhamdulillah), " kata Apri.
Ia memberikan, sekian waktu lalu ada yang menang. Dalam satu lubang memperoleh batu biru yang bahan batunya saja tembus Rp 40 juta. Tetapi ia tak bisa iri dengan keberuntungan penambang itu. (sripoku. com)